Apa Itu Pretexting: Cara Membocorkan Informasi Pribadi dengan Curang?

Pretexting: Pengertian dan Cara Kerjanya

Pretexting adalah teknik sosial rekayasa atau manipulasi yang digunakan untuk memperoleh informasi pribadi seseorang dengan menggunakan alasan palsu atau tipuan. Biasanya, teknik ini digunakan oleh peretas atau penjahat siber untuk mendapatkan akses ke informasi sensitif seperti nomor kartu kredit, nomor telepon, atau password.

Cara kerja pretexting sangat sederhana dan mudah dilakukan. Pelaku akan menelpon korban dengan alasan palsu, seperti berasal dari bank atau perusahaan telekomunikasi, dan meminta informasi sensitif. Pelaku juga dapat mengirim email palsu yang terlihat seperti berasal dari perusahaan terkemuka dengan tujuan yang sama.

Contoh Kasus Pretexting

Contoh kasus pretexting yang terkenal adalah kasus HP tahun 2006. Pada saat itu, sejumlah eksekutif HP menggunakan teknik pretexting untuk memperoleh informasi pribadi dari jurnalis dan anggota dewan direksi mereka. Mereka juga memantau email dan telepon anggota dewan direksi untuk memperoleh informasi sensitif.

Setelah kasus ini terungkap, HP membayar denda besar dan beberapa eksekutif dipecat. Kasus ini menunjukkan betapa berbahayanya teknik pretexting dalam mencuri informasi sensitif dan mengancam privasi seseorang.

Bagaimana Cara Mencegah Pretexting?

Untuk mencegah pretexting, penting untuk selalu waspada terhadap panggilan atau email yang mencurigakan. Jangan pernah memberikan informasi sensitif seperti nomor kartu kredit atau password melalui telepon atau email. Pastikan untuk memverifikasi identitas orang yang menanyakan informasi tersebut terlebih dahulu.

Anda juga dapat menggunakan teknologi keamanan modern seperti firewall dan antivirus untuk melindungi komputer dan jaringan Anda dari serangan pretexting. Selalu perbarui perangkat lunak keamanan Anda dan jangan pernah membuka lampiran atau tautan dari email yang mencurigakan.

Kesimpulan

Pretexting adalah teknik sosial rekayasa yang digunakan untuk mencuri informasi pribadi seseorang dengan menggunakan alasan palsu atau tipuan. Teknik ini sangat berbahaya dan dapat mengancam privasi dan keamanan seseorang. Untuk mencegah pretexting, penting untuk selalu waspada terhadap panggilan atau email yang mencurigakan dan menggunakan teknologi keamanan modern seperti firewall dan antivirus.