Contoh Soal Jangka Sorong: Teknik Pengukuran yang Penting untuk Dipahami

Jangka sorong merupakan salah satu alat ukur yang sangat penting dalam dunia industri. Dalam penggunaannya, jangka sorong dapat membantu para ahli teknik untuk mengukur berbagai jenis benda dengan akurasi yang tinggi. Ada banyak jenis pengukuran yang dapat dilakukan dengan jangka sorong, mulai dari pengukuran diameter, ketebalan, hingga kedalaman suatu benda. Oleh karena itu, sangat penting bagi para teknisi untuk memahami bagaimana cara menggunakan dan menyelesaikan contoh soal jangka sorong.

Pengenalan Jangka Sorong

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai contoh soal jangka sorong, ada baiknya untuk memahami terlebih dahulu tentang apa itu jangka sorong dan bagaimana cara kerjanya. Jangka sorong adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur jarak antara dua titik pada suatu benda. Alat ini terdiri dari dua rahang utama, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Rahang tetap terletak di bagian bawah alat, sedangkan rahang geser dapat digerakkan dengan menggunakan roda penggerak.

Untuk mengukur suatu benda, rahang geser diletakkan di satu sisi benda dan rahang tetap diletakkan di sisi yang lain. Kemudian, roda penggerak pada rahang geser diputar hingga rahang tersebut menekan benda dengan cukup kuat. Setelah itu, bacaan pada skala jangka sorong dapat dibaca untuk mengetahui jarak antara kedua rahang tersebut.

Contoh Soal Jangka Sorong

Setelah memahami cara kerja jangka sorong, maka kita dapat mempelajari contoh soal jangka sorong. Berikut ini adalah beberapa contoh soal yang sering muncul dalam penggunaan jangka sorong:

Contoh Soal 1: Mengukur Diameter

Seorang ahli teknik ingin mengukur diameter benda. Ia menggunakan jangka sorong dengan skala 0,02 mm. Benda yang ingin diukur memiliki diameter sebesar 23,46 mm. Berapa hasil pengukuran yang didapatkan?

Jawaban:

Untuk mengukur diameter benda, rahang tetap jangka sorong diletakkan pada satu sisi benda, sedangkan rahang geser diletakkan pada sisi yang lain. Kemudian, roda penggerak pada rahang geser diputar hingga rahang tersebut menekan benda dengan cukup kuat. Setelah itu, bacaan pada skala jangka sorong dapat dibaca untuk mengetahui jarak antara kedua rahang tersebut.

Dalam hal ini, bacaan pada skala jangka sorong adalah sebagai berikut:

– Garis besar pada skala utama pada rahang tetap: 23 mm

– Garis pada skala vernier pada rahang geser yang paling dekat dengan garis pada skala utama: 0,46 mm

Dengan demikian, hasil pengukuran diameter benda adalah:

23,46 mm

Contoh Soal 2: Mengukur Kedalaman

Seorang ahli teknik ingin mengukur kedalaman suatu lubang. Ia menggunakan jangka sorong dengan skala 0,05 mm. Lubang tersebut memiliki kedalaman sebesar 14,23 mm. Berapa hasil pengukuran yang didapatkan?

Jawaban:

Untuk mengukur kedalaman suatu lubang, rahang tetap jangka sorong diletakkan di luar lubang, sedangkan rahang geser diletakkan di dalam lubang. Kemudian, roda penggerak pada rahang geser diputar hingga rahang tersebut menekan dinding lubang dengan cukup kuat. Setelah itu, bacaan pada skala jangka sorong dapat dibaca untuk mengetahui jarak antara kedua rahang tersebut.

Dalam hal ini, bacaan pada skala jangka sorong adalah sebagai berikut:

– Garis besar pada skala utama pada rahang tetap: 14 mm

– Garis pada skala vernier pada rahang geser yang paling dekat dengan garis pada skala utama: 0,23 mm

Dengan demikian, hasil pengukuran kedalaman lubang adalah:

14,23 mm

Kesimpulan

Dalam dunia industri, jangka sorong merupakan alat ukur yang sangat penting untuk digunakan dalam berbagai jenis pengukuran. Para ahli teknik harus memahami bagaimana cara menggunakan dan menyelesaikan contoh soal jangka sorong agar dapat mengukur dengan akurasi yang tinggi. Selain itu, penggunaan jangka sorong juga membantu dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas kerja di dalam industri. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami teknik pengukuran dengan jangka sorong.